Kelompok 5 (LB41)
Meri Novita : 1701297406
Stevanus Wijaya : 1701317231
Shinta Ayu Nuriana : 1701327863
Bayu Adi Prakoso : 1701344320
Muhammad Dimas Suwandi : 1701349883
Adelina Putri Noer : 1701355961
Kunjungan ke SD Balimester 01 Jatinegara
Meri Novita : 1701297406
Stevanus Wijaya : 1701317231
Shinta Ayu Nuriana : 1701327863
Bayu Adi Prakoso : 1701344320
Muhammad Dimas Suwandi : 1701349883
Adelina Putri Noer : 1701355961
Kunjungan ke SD Balimester 01 Jatinegara
Kami
sekelompok CB
yang beranggotakan 6 orang ingin pergi ke Sekolah Dasar untuk keperluan tugas
character building. Tugas tersebut yaitu tentang mendata anak-anak siswa yang
mendapat dana kjp (kartu Jakarta pintar). Pada tanggal 19 oktober 2015, kami
sekelompok berkumpul untuk survey ke tempat sekolah dasar yang ingin kami
datangi sekaligus kami meminta izin ke kepala sekolah di sekolah dasar tersebut
agar diberikan izin untuk mendata siswa-siswa tersebut. Saat kami tiba disekolah,
kami langsung bertemu dengan kepala sekolah dan langsung memperkenalkan diri
masing-masing dan menjelaskan kepada kepala sekolah tentag maksud dan tujuan
kami datang kesana, lalu kami pun memperkenalkan diri dan kami menjelaskan
tujuan kami datang kesini. Setelah itu kepala sekolah langsung menyetujui kami
untuk mendata siswa-siswa di sekolah tersebut, lalu kami membuat janji kepada
kepala sekolah untuk datang kembali pada hari berikutnya untuk mendata
siswa-siswa tersebut. Dan kami membuat jadwal untuk datang kembali pada tanggal
27 oktober 2015 dan kepala sekolah menyetujuinya dan kami disuruh datang lebih
awal (pagi) agar tidak terlalu siang dikarenakan siswa yang menerima dana
tersebut terlalu banyak.
Pada tanggal 27 oktober 2015, kami
pun berkumpul kembali di halaman admisi bina nusantara pada pukul 06.30. kami
berkumpul pagi tersebut untuk mengatisipasi macet jika datang terlalu siang ke
sekolah tersebut, dikarenakan letak sekolah dasar tersebut sangatlah strategis
yaitu didepan pusat perbelanjaan PGJ (pusat grosir jatinegara) dan didekat
stasiun jatinegara. Setelah itu kami pun berangkat dan sampai disekolah pukul
07.30, lalu kami pun langsung memakai almamater bina nusantara agar kami lebih
dipercaya oleh pihak sekolah untuk mengambil data disekolah tersebut. Kami pun
langsung masuk ke sekolah tersebut dan menemui kepala sekolah yang kami temui
sebelumnya, dan ternyata kepala sekolah tersebut juga sudah menunggu kami
diruang kepala sekolah. Setelah itu kami pun berdiskusi kembali dengan kepala
sekolah tentang mengambil datanya seperti apa caranya apakah kami masuk
keruangan kelas atau diruang kepala sekolah saja, lalu kami pun membuat
keputusan untuk memanggil anak-anak yang mendapat dana kjp tersebut keruang
kepala sekolah saja. Ternyata tidak disangka-sangka saat siswa-siswa tersebut
datang keruang kepala sekolah, siswa yang menerima dana tersebut sangatlah
banyak sekali lalu kami pun langsung membagikan kertas kuesioner yang telah
kami terima dari pihak tfi untuk dibagikan kepada siswa-siswa yang mendapat
dana kjp tersebut. Kami pun langsung membagikan kuesioner tersebut dan saat itu
kami pun langsung menjelaskan maksud dan isi dari kuesioner tersebut. Saat kami
menjelaskan, semua siswa tidak mengerti apa yang kami jelaskan dikarenakan kami
memulai membagikan kuesioner tersebut dari kelas 6 SD, saat itu juga banyak
dari siswa yang lelah berdiri dikarenakan ruangan kepala sekolah yang sangat
sempit. Dan kami berdiskusi kembali kepada sekolah untuk meminta izin mengambil
datanya di ruangan kelas saja. Kepala sekolah lalu menyetujuinya dan langsung
menyuruh siswa nya untuk kembali kedalam ruangan kelasnya. Lalu kami pun datang
keruangan kelasnya dan melanjutkan kembali untuk menjelaskan maksud dari isi
tersebut, kami pun perlahan-lahan menjelaskan isi tersebut satu persatu dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di kuesioner tersebut. lalu setelah hampir
1 jam kami mengambil data untuk siswa kelas 6 yang menerima kjp kami pun
melanjutkan ke kelas selanjutnya yaitu kelas 5, saat itu kami pun langsung
membagikan kuesioner tersebut kepada siswa-siswa yang hanya mendapatkan dana
kjp tersebut. lalu kami pun kembali menjelaskan satu persatu isi dari kuesioner
tersebut seperti halnya kami menejelaskan pada kelas sebelumnya. Lalu kami pun
selesai dengan kelas 5 hingga jam istirahat sekolah pun tiba. Lalu begitu
seterusnya kami mendatangi setiap kelas-kelas yang mendapat dana kjp tersebut.
lalu terkumpul sudah data-data yang kita data, dan kami pun kembali keruangan
kepala sekolah untuk meminta data-data yang ada disekolah tersebut untuk
dicocokan di data yang kelompok kami punya dengan data yang disekolah. Lalu
kepala sekolah pun memberikan data-data tersebut dan kami pun langsung
mengambil foto-foto sebagai dokumentasi kami dan cara kerja kelompok kami disekolah
tersebut.
Kunjungan ke SMAN 67
Kunjungan
ke SMA Negeri 67 Jakarta Timur dalam program tugas kuliah, mata kuliah CB :
Professional Development yang bekerja sama dengan Teach For Indonesia (TFI).
Tugas ini dikerjakan secara berkelompok, yang dilaksanakan oleh Muhammad Dimas
Suwandi, Adelina Putri Noer, Shinta Ayu Nuriana, Meri Novita, Bayu Adi Prakoso,
dan Stevanus Wijaya.
Kunjungan
ke SMA Negeri 67 Jakarta Timur dilakukan pada hari rabu, 28 Oktober 2015,
seluruh anggota kelompok berkumpul ditempat yang sudah di janjikan, kecuali
salah seorang dari kami (bayu) ada
yang langsung berangkat ke sekolah tersebut, mobil berjalan sekitar pukul 8
pagi langsung menuju sekolah. Perjalanan di tempuh selama 2 jam lebih untuk
sampai pada pangkalan TNI yang berjaga sebelum memasuki sekolah.
Sebelum
memasuki daerah sekolah kami diberhentikan pada pangkalan TNI karena ada
pemeriksaan, dan disuruh melapor
terlebih dahulu (seperti yang dikatakan oleh Bayu bahwa ada
pemeriksaan), kami semua turun
dari mobil langsung menuju pos yang ada di sana dengan membawa surat izin dari
pihak dinas dan surat izin dari pihak TFI, terjadilah pecakapan yang cukup
lama, disini kami minta izin masuk dengan menunjukan surat-surat yang dibawah,
tetapi dengan surat yang ada kami masih belum diperbolehkan masuk karena pihak
sekolah tidak ada memberikan surat izin kepada pihak TNInya itu yang dikatakan
oleh salah satu dari TNInya, setelah itu kami menelpon Bayu yang
berangkat terlebih dahulu dan ternyata dia juga tidak diizinkan masuk, Dimas dan Meri
menelpon pihak sekolah, jawaban dari pihak sekolah hanya disuruh tunggu
sebentar dan mematikan telponnya.
Sambil
menunggu apa yang akan dilakukan pihak sekolah, kami menelpon Bayu yang juga
berada dipos TNI yang satunya lagi yang juga tidak bisa masuk karena tidak
memegang surat, sambil menunggu juga ada salah seorang TNI yang mengajak
ngobrol, TNI bertanya “ semester berapa kalian ?“, kami menjawab “ semester 5”,
TNI membalas “ sebentar lagi lulus ya, mau kerja apa ?”, dan salah seorang dari
kami menjawab “kerja di Indofood”, TNI langsung membalas “tidak cocok dong,
mendingan jadi TNI, gaji 8 juta, berobat kerumah sakit gratis, istri melahirkan
gratis, dan lain sebagainya (lupa apa lagi), dari pada kerja seperti itu
gajinya paling 3 atau 4 juta”, disini saya tidak mengerti maksud dari tidak
cocok dari percakapan tersebut, mungkin TNInya mengira tidak cocok dengan apa
yang kami kerjakan sekarang atau mungkin bisa maksud-maksud lainnya, salah satu
dari kami menjawab “ masuk TNIkan susah, teman saya aja gagal masuk”, TNInya
langsung menjawab “ ya, gampang-gampang susah lah kalau kamu mukanya kaya
penjajah sih”, kami hanya bisa tertawa saja, TNInya terus melanjutkan “jadi TNI
itu enak gaji gedek, tunjangan ada, dan lain-lain (lupa) cewek mana gak mau,
apa lagi saya bujang”, kami hanya tertawa dan TNInya melanjutkan “kalua menikah
sama TNI nanti istrinya juga di gaji”, kami bertanya “ masak iya ?”, TNInya
membalah “kan gaji saya di kasih setengah ke istri” canda TNInya.
Setelah
lama menunggu pihak sekolah, kami menelpon kembali, 2 kali kami menelpon tetapi
tidak diangkat, dan telpon yang ke 3 untungnya diangkat dan pihak sekolah
bilangnya wakil kepala sekolahnya sedang dicari, dan kami masih harus menunggu.
Kami
juga menelpon Bayu
untuk datang kemari, tetapi Bayu
tidak tau jalan kepos kami berada, tiba-tiba TNI yang tadinya mengajak kami
ngobrol menyarankan kami kesekolahnya meminta surat tersebut dan kembali kepos
untuk menyerahkan surat itu, tetapi ada salah satu TNI lagi yang bertanya
“kegiatan ini Cuma dilakukan 1 hari sajakan ?”, kami menjawab “iya”, TNInya
bilang “kalau
begitu tidak usah minta suratnya kalua Cuma 1 hari”, salah satu dari kami
bilang “tetapi teman kami ada dipos satunya lagi juga gak bisa masuk” TNInya
langsung membalas “kalua begitu telpon pihak sekolahnya untuk menyampaikan
kepos satunya” salah satu dari kami telpon tetapi tidak diangkat dan kami juga
menelpon Bayu
yang dipos satunya lagi untuk datang kepos kami berada , tetapi Bayu tidak tau
jalan untuk mutar kepos satunya lagi, tidak terlalu lama berdiskusi kami
membuat keputusan untuk masuk ke sekolah tanpa Bayu yang dipos
satunya lagi, kami minta izin untuk masuk tetapi malah kami ditahan lagi atau
tidak diizikan (TNI yang berjaga sudah berganti orang), TNI yang berada di situ
tetap minta surat dari sekolahnya dan tanpa disengaja kami mendengar salah
seoerang dari TNI itu berbisik “anak buah Jokowi ni” tanpa kami ketahui
maksudnya, kami telpon ke pihak sekolah beberapa kali dan untungnya di angkat,
kami menjelaskan kondisi kami saat itu, dan kami menawarkan bagaimana kalau pihak sekolah
langsung berbicara dengan pihak TNInya langsung melalui HP, tetapi tiba-tiba
pihak sekolah malah mematikan telponnya, bingung harus bagaimana lagi akhirnya
kami menelpon pihak TFI tentang kondisi kami saat itu, tiba-tiba salah seorang
TNI memanggil kami, dan kami diberitahu untuk menunggu di tempat lain (diluar
komplek tersebut), kami meminta surat dan KTP kami yang di pegang setelah itu
meninggalkan pos TNI
tersebut.
Tidak lama kemudian Bayu yang di pos lain oleh penjaga
disana disuruh menemui kami, kami pun bertemu dengan dia dan berdiskusi untuk
menemukan cara masuk ke komplek TNI tersebut untuk ke SMAN 67, lalu kami
memtusuksan untuk mencoba masuk melewati pos bayu berharap penjaga pos disana memberikan
izin kami untuk masuk, sesampai
disana kami minta izin masuk dengan menunjukan surat yang kami bawa tapi TNI
yang berada disana meminta surat yang berbeda dari pos sebelumnya lagi yang
diminta sebelumnya hanya surat dari sekolah, tetapi sekarang kami diminta surat
izin dari pusat TNInya itu sendiri, setelah itu kami menelpon pihak TFI dan
disuruh untuk kembali ke kampus untuk mengganti sekolah.
Note: Sebelumnya pada tanggal 19 oktober Dimas dan Bayu
sudah ke SMAN 67 dan bertemu wakil kepala sekolah untuk meminta izin bahwa pada
tgl 28 Oktober kami akan kesana, lalu mereka dan wakil kepala sekolah membuat
janji pada tgl 28 okt sebelum Pukul 13.00 karena setelah pukul 13.00 wakepsek
ada urusan lain. Dimas juga sudah mengisi buku tamu disekolah tersebut.
Intinya seharusnya pihak sekolah sudah memberi tahu
kepada Lanud Halim bahwa kami pada tanggal 28 Oktober akan datang kesekolah
tersebut sehingga kami diperbolehkan masuk.
Foto diambil
pada tanggal 19 Oktober (saat survey untuk minta izin)
Foto diambil pada tanggal 28 Oktober (pada saat ditahan
oleh penjaga TNI AU)