Rabu, 16 Desember 2015

Verifikasi data KJP ke SD Balimester 01 Jatinegara dan SMAN 67 Lanud Halim

Kelompok 5 (LB41)

Meri Novita : 1701297406
Stevanus Wijaya : 1701317231
Shinta Ayu Nuriana : 1701327863
Bayu Adi Prakoso : 1701344320
Muhammad Dimas Suwandi : 1701349883 
Adelina Putri Noer : 1701355961

Kunjungan ke SD Balimester 01 Jatinegara  
Kami sekelompok CB yang beranggotakan 6 orang ingin pergi ke Sekolah Dasar untuk keperluan tugas character building. Tugas tersebut yaitu tentang mendata anak-anak siswa yang mendapat dana kjp (kartu Jakarta pintar). Pada tanggal 19 oktober 2015, kami sekelompok berkumpul untuk survey ke tempat sekolah dasar yang ingin kami datangi sekaligus kami meminta izin ke kepala sekolah di sekolah dasar tersebut agar diberikan izin untuk mendata siswa-siswa tersebut. Saat kami tiba disekolah, kami langsung bertemu dengan kepala sekolah dan langsung memperkenalkan diri masing-masing dan menjelaskan kepada kepala sekolah tentag maksud dan tujuan kami datang kesana, lalu kami pun memperkenalkan diri dan kami menjelaskan tujuan kami datang kesini. Setelah itu kepala sekolah langsung menyetujui kami untuk mendata siswa-siswa di sekolah tersebut, lalu kami membuat janji kepada kepala sekolah untuk datang kembali pada hari berikutnya untuk mendata siswa-siswa tersebut. Dan kami membuat jadwal untuk datang kembali pada tanggal 27 oktober 2015 dan kepala sekolah menyetujuinya dan kami disuruh datang lebih awal (pagi) agar tidak terlalu siang dikarenakan siswa yang menerima dana tersebut terlalu banyak.

            Pada tanggal 27 oktober 2015, kami pun berkumpul kembali di halaman admisi bina nusantara pada pukul 06.30. kami berkumpul pagi tersebut untuk mengatisipasi macet jika datang terlalu siang ke sekolah tersebut, dikarenakan letak sekolah dasar tersebut sangatlah strategis yaitu didepan pusat perbelanjaan PGJ (pusat grosir jatinegara) dan didekat stasiun jatinegara. Setelah itu kami pun berangkat dan sampai disekolah pukul 07.30, lalu kami pun langsung memakai almamater bina nusantara agar kami lebih dipercaya oleh pihak sekolah untuk mengambil data disekolah tersebut. Kami pun langsung masuk ke sekolah tersebut dan menemui kepala sekolah yang kami temui sebelumnya, dan ternyata kepala sekolah tersebut juga sudah menunggu kami diruang kepala sekolah. Setelah itu kami pun berdiskusi kembali dengan kepala sekolah tentang mengambil datanya seperti apa caranya apakah kami masuk keruangan kelas atau diruang kepala sekolah saja, lalu kami pun membuat keputusan untuk memanggil anak-anak yang mendapat dana kjp tersebut keruang kepala sekolah saja. Ternyata tidak disangka-sangka saat siswa-siswa tersebut datang keruang kepala sekolah, siswa yang menerima dana tersebut sangatlah banyak sekali lalu kami pun langsung membagikan kertas kuesioner yang telah kami terima dari pihak tfi untuk dibagikan kepada siswa-siswa yang mendapat dana kjp tersebut. Kami pun langsung membagikan kuesioner tersebut dan saat itu kami pun langsung menjelaskan maksud dan isi dari kuesioner tersebut. Saat kami menjelaskan, semua siswa tidak mengerti apa yang kami jelaskan dikarenakan kami memulai membagikan kuesioner tersebut dari kelas 6 SD, saat itu juga banyak dari siswa yang lelah berdiri dikarenakan ruangan kepala sekolah yang sangat sempit. Dan kami berdiskusi kembali kepada sekolah untuk meminta izin mengambil datanya di ruangan kelas saja. Kepala sekolah lalu menyetujuinya dan langsung menyuruh siswa nya untuk kembali kedalam ruangan kelasnya. Lalu kami pun datang keruangan kelasnya dan melanjutkan kembali untuk menjelaskan maksud dari isi tersebut, kami pun perlahan-lahan menjelaskan isi tersebut satu persatu dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di kuesioner tersebut. lalu setelah hampir 1 jam kami mengambil data untuk siswa kelas 6 yang menerima kjp kami pun melanjutkan ke kelas selanjutnya yaitu kelas 5, saat itu kami pun langsung membagikan kuesioner tersebut kepada siswa-siswa yang hanya mendapatkan dana kjp tersebut. lalu kami pun kembali menjelaskan satu persatu isi dari kuesioner tersebut seperti halnya kami menejelaskan pada kelas sebelumnya. Lalu kami pun selesai dengan kelas 5 hingga jam istirahat sekolah pun tiba. Lalu begitu seterusnya kami mendatangi setiap kelas-kelas yang mendapat dana kjp tersebut. lalu terkumpul sudah data-data yang kita data, dan kami pun kembali keruangan kepala sekolah untuk meminta data-data yang ada disekolah tersebut untuk dicocokan di data yang kelompok kami punya dengan data yang disekolah. Lalu kepala sekolah pun memberikan data-data tersebut dan kami pun langsung mengambil foto-foto sebagai dokumentasi kami dan cara kerja kelompok kami disekolah tersebut.











Kunjungan ke SMAN 67 
Kunjungan ke SMA Negeri 67 Jakarta Timur dalam program tugas kuliah, mata kuliah CB : Professional Development yang bekerja sama dengan Teach For Indonesia (TFI). Tugas ini dikerjakan secara berkelompok, yang dilaksanakan oleh Muhammad Dimas Suwandi, Adelina Putri Noer, Shinta Ayu Nuriana, Meri Novita, Bayu Adi Prakoso, dan Stevanus Wijaya.
Kunjungan ke SMA Negeri 67 Jakarta Timur dilakukan pada hari rabu, 28 Oktober 2015, seluruh anggota kelompok berkumpul ditempat yang sudah di janjikan, kecuali salah seorang dari kami (bayu) ada yang langsung berangkat ke sekolah tersebut, mobil berjalan sekitar pukul 8 pagi langsung menuju sekolah. Perjalanan di tempuh selama 2 jam lebih untuk sampai pada pangkalan TNI yang berjaga sebelum memasuki sekolah.
Sebelum memasuki daerah sekolah kami diberhentikan pada pangkalan TNI karena ada pemeriksaan, dan  disuruh melapor terlebih dahulu (seperti yang dikatakan oleh Bayu bahwa ada pemeriksaan), kami semua turun dari mobil langsung menuju pos yang ada di sana dengan membawa surat izin dari pihak dinas dan surat izin dari pihak TFI, terjadilah pecakapan yang cukup lama, disini kami minta izin masuk dengan menunjukan surat-surat yang dibawah, tetapi dengan surat yang ada kami masih belum diperbolehkan masuk karena pihak sekolah tidak ada memberikan surat izin kepada pihak TNInya itu yang dikatakan oleh salah satu dari TNInya, setelah itu kami menelpon Bayu yang berangkat terlebih dahulu dan ternyata dia juga tidak diizinkan masuk, Dimas dan Meri menelpon pihak sekolah, jawaban dari pihak sekolah hanya disuruh tunggu sebentar dan mematikan telponnya.
Sambil menunggu apa yang akan dilakukan pihak sekolah, kami menelpon Bayu yang juga berada dipos TNI yang satunya lagi yang juga tidak bisa masuk karena tidak memegang surat, sambil menunggu juga ada salah seorang TNI yang mengajak ngobrol, TNI bertanya “ semester berapa kalian ?“, kami menjawab “ semester 5”, TNI membalas “ sebentar lagi lulus ya, mau kerja apa ?”, dan salah seorang dari kami menjawab “kerja di Indofood”, TNI langsung membalas “tidak cocok dong, mendingan jadi TNI, gaji 8 juta, berobat kerumah sakit gratis, istri melahirkan gratis, dan lain sebagainya (lupa apa lagi), dari pada kerja seperti itu gajinya paling 3 atau 4 juta”, disini saya tidak mengerti maksud dari tidak cocok dari percakapan tersebut, mungkin TNInya mengira tidak cocok dengan apa yang kami kerjakan sekarang atau mungkin bisa maksud-maksud lainnya, salah satu dari kami menjawab “ masuk TNIkan susah, teman saya aja gagal masuk”, TNInya langsung menjawab “ ya, gampang-gampang susah lah kalau kamu mukanya kaya penjajah sih”, kami hanya bisa tertawa saja, TNInya terus melanjutkan “jadi TNI itu enak gaji gedek, tunjangan ada, dan lain-lain (lupa) cewek mana gak mau, apa lagi saya bujang”, kami hanya tertawa dan TNInya melanjutkan “kalua menikah sama TNI nanti istrinya juga di gaji”, kami bertanya “ masak iya ?”, TNInya membalah “kan gaji saya di kasih setengah ke istri” canda TNInya.
Setelah lama menunggu pihak sekolah, kami menelpon kembali, 2 kali kami menelpon tetapi tidak diangkat, dan telpon yang ke 3 untungnya diangkat dan pihak sekolah bilangnya wakil kepala sekolahnya sedang dicari, dan kami masih harus menunggu.
Kami juga menelpon Bayu untuk datang kemari, tetapi Bayu tidak tau jalan kepos kami berada, tiba-tiba TNI yang tadinya mengajak kami ngobrol menyarankan kami kesekolahnya meminta surat tersebut dan kembali kepos untuk menyerahkan surat itu, tetapi ada salah satu TNI lagi yang bertanya “kegiatan ini Cuma dilakukan 1 hari sajakan ?”, kami menjawab “iya”, TNInya bilang “kalau begitu tidak usah minta suratnya kalua Cuma 1 hari”, salah satu dari kami bilang “tetapi teman kami ada dipos satunya lagi juga gak bisa masuk” TNInya langsung membalas “kalua begitu telpon pihak sekolahnya untuk menyampaikan kepos satunya” salah satu dari kami telpon tetapi tidak diangkat dan kami juga menelpon Bayu yang dipos satunya lagi untuk datang kepos kami berada , tetapi Bayu tidak tau jalan untuk mutar kepos satunya lagi, tidak terlalu lama berdiskusi kami membuat keputusan untuk masuk ke sekolah tanpa Bayu yang dipos satunya lagi, kami minta izin untuk masuk tetapi malah kami ditahan lagi atau tidak diizikan (TNI yang berjaga sudah berganti orang), TNI yang berada di situ tetap minta surat dari sekolahnya dan tanpa disengaja kami mendengar salah seoerang dari TNI itu berbisik “anak buah Jokowi ni” tanpa kami ketahui maksudnya, kami telpon ke pihak sekolah beberapa kali dan untungnya di angkat, kami menjelaskan kondisi kami saat itu, dan kami menawarkan bagaimana kalau pihak sekolah langsung berbicara dengan pihak TNInya langsung melalui HP, tetapi tiba-tiba pihak sekolah malah mematikan telponnya, bingung harus bagaimana lagi akhirnya kami menelpon pihak TFI tentang kondisi kami saat itu, tiba-tiba salah seorang TNI memanggil kami, dan kami diberitahu untuk menunggu di tempat lain (diluar komplek tersebut), kami meminta surat dan KTP kami yang di pegang setelah itu meninggalkan pos TNI tersebut.
Tidak lama kemudian Bayu yang di pos lain oleh penjaga disana disuruh menemui kami, kami pun bertemu dengan dia dan berdiskusi untuk menemukan cara masuk ke komplek TNI tersebut untuk ke SMAN 67, lalu kami memtusuksan untuk mencoba masuk melewati pos bayu berharap penjaga pos disana memberikan izin kami untuk masuk, sesampai disana kami minta izin masuk dengan menunjukan surat yang kami bawa tapi TNI yang berada disana meminta surat yang berbeda dari pos sebelumnya lagi yang diminta sebelumnya hanya surat dari sekolah, tetapi sekarang kami diminta surat izin dari pusat TNInya itu sendiri, setelah itu kami menelpon pihak TFI dan disuruh untuk kembali ke kampus untuk mengganti sekolah.
Note: Sebelumnya pada tanggal 19 oktober Dimas dan Bayu sudah ke SMAN 67 dan bertemu wakil kepala sekolah untuk meminta izin bahwa pada tgl 28 Oktober kami akan kesana, lalu mereka dan wakil kepala sekolah membuat janji pada tgl 28 okt sebelum Pukul 13.00 karena setelah pukul 13.00 wakepsek ada urusan lain. Dimas juga sudah mengisi buku tamu disekolah tersebut.
Intinya seharusnya pihak sekolah sudah memberi tahu kepada Lanud Halim bahwa kami pada tanggal 28 Oktober akan datang kesekolah tersebut sehingga kami diperbolehkan masuk.


Foto diambil pada tanggal 19 Oktober (saat survey untuk minta izin)


Foto diambil pada tanggal 28 Oktober (pada saat ditahan oleh penjaga TNI AU)